Menerima Permintaan Teman Diri Sendiri

Jangan Pernah Menerima Permintaan Teman Diri Sendiri

Menerima Permintaan Teman Diri Sendiri : “The Best Creepypastas Stories So Far”

Dunia Virtual yang Akrab

Ichsan Ar-Ridho adalah seorang remaja gamer yang terkenal di lingkaran teman-temannya. Dengan kemampuan bermain game yang mumpuni, ia selalu menjadi juara di game favoritnya, Roblox. Setiap malam, setelah menyelesaikan tugas sekolah, Ichsan duduk di depan komputer kesayangannya, memasuki dunia virtual yang penuh dengan kreativitas dan tantangan.

Bagi Ichsan, Roblox bukan hanya sekadar game. Itu adalah tempat di mana ia bisa melarikan diri dari realitas yang kadang membosankan, bertemu teman-teman baru, dan membangun dunianya sendiri. Namun, suatu malam, pengalaman bermain game berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan.

Permintaan Teman yang Aneh

Semua berawal ketika Ichsan menerima sebuah notifikasi yang tampak biasa:

“Anda menerima permintaan teman dari Random.”

Ichsan berhenti sejenak. Nama itu terdengar sangat familiar. Tentu saja, itu adalah nama pengguna yang ia gunakan di Roblox. Tapi bagaimana mungkin? Tidak ada cara untuk mengirim permintaan teman kepada diri sendiri di Roblox, apalagi dari akun yang sama.

“Ah, tadi itu mungkin Bug.” pikir Ichsan. Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia memutuskan untuk menerima permintaan itu. Namun, begitu ia mengklik tombol Accept, sesuatu yang aneh mulai terjadi.

Layar game tiba-tiba berkedip beberapa kali sebelum berubah menjadi hitam, dan pesan aneh muncul di layar:

“Terima kasih telah menerima permintaan teman dari dirimu sendiri. Permainan ini baru saja dimulai.”

Dunia yang Tidak Dikenal

Ketika layar kembali menyala, Ichsan mendapati dirinya berada di sebuah peta yang tidak pernah ia mainkan sebelumnya. Itu adalah tempat yang gelap dan sepi, dengan langit hitam pekat tanpa bintang, dan suara angin yang menderu seperti bisikan-bisikan samar. Tidak ada pemain lain, tidak ada pintu keluar, hanya jalan panjang yang tampaknya tak berujung.

Ichsan mencoba keluar dari permainan, tetapi tombol Exit tidak merespons. Panik mulai menguasai dirinya, tetapi ia memutuskan untuk terus berjalan di jalan itu, berharap menemukan jawaban.

Tiba-tiba, ia melihat sosok yang berdiri di kejauhan. Semakin dekat ia mendekati sosok itu, semakin jelas ia bisa melihat bahwa itu adalah… dirinya sendiri.

Pertemuan yang Mengerikan

Sosok itu berbalik, memperlihatkan wajah yang sama persis dengan Ichsan. Namun, mata bayangan itu berwarna hitam pekat, dan senyum aneh terpampang di wajahnya.

“Selamat datang di permainanmu sendiri, Ichsan,” kata sosok itu dengan suara yang dingin dan menggema. “Kau pikir ini hanya bug? Tidak. Ini adalah konsekuensi dari tindakanmu.”

Ichsan mencoba berbicara, tetapi suaranya seolah-olah terperangkap dalam tenggorokannya. Sosok itu melanjutkan, “Kau selalu berpikir dunia virtual adalah tempat yang aman, kan? Tapi kau lupa, dunia ini juga bisa memakanmu hidup-hidup.”

Bayangan itu kemudian menghilang, meninggalkan sebuah pesan di layar: “Keluarlah jika bisa. Tapi ingat, setiap langkah salahmu akan membuatku semakin nyata.”

Game Mematikan

Ichsan mendapati dirinya kembali ke peta yang berbeda, kali ini lebih menyeramkan. Jalanan penuh kabut, dan suara langkah kaki terdengar di belakangnya meskipun ia tidak melihat siapa pun. Ia harus menyelesaikan serangkaian teka-teki untuk melanjutkan, tetapi setiap kesalahan yang ia buat mengundang bayangan dirinya untuk muncul kembali, semakin dekat dan semakin nyata.

Setiap kali bayangan itu muncul, layar game menjadi semakin gelap, dan Ichsan mulai merasakan dingin menjalar di sekujur tubuhnya, seperti permainan itu mulai mempengaruhi dunia nyata.

Akhir yang Tak Terduga

Setelah berjam-jam bermain tanpa henti, Ichsan akhirnya menyelesaikan tantangan terakhir. Sebuah pintu muncul di hadapannya, dengan tulisan:

“Keluar dari permainan atau menjadi bagian dari mereka selamanya.”

Tanpa berpikir panjang, Ichsan memasuki pintu itu. Ia berharap bisa kembali ke dunia nyata. Namun, saat ia membuka matanya, ia mendapati dirinya di kamar yang sama… tetapi ada sesuatu yang salah. Layar komputernya menyala dengan wajahnya sendiri yang tersenyum aneh dari layar.

Pesan terakhir muncul di layar:

“Kau berhasil keluar… tapi aku tetap di sini, menunggumu.”

Penutup

Ichsan kini hidup dalam ketakutan. Komputernya, yang seharusnya menjadi jendela ke dunia virtual yang menyenangkan, kini menjadi pengingat akan pengalaman mengerikan itu. Ia memutuskan untuk tidak pernah bermain Roblox lagi, tetapi setiap kali ia menyalakan perangkatnya, ia merasa seperti diawasi.

Pesan moralnya jelas : Jangan pernah menerima permintaan teman dari akun yang mencurigakan, bahkan jika itu terlihat seperti diri Anda sendiri. Dunia virtual mungkin penuh dengan kebebasan, tetapi juga bisa menjadi tempat di mana mimpi buruk menjadi nyata.

Referensi :

Maringi Balesan

Alamat email Sampéyan ora dijedulne utāwā dikatonke. Ros sing kudu diisi ānā tandané *