Kenalan Sama Tetanggamu!

Kenalan Sama Tetanggamu!

Kenalan Sama Tetanggamu!

Pindah ke Kota Baru

Halifiyah, seorang mahasiswi cantik yang sedang menjalani program magang, baru saja pindah ke sebuah apartemen kecil di pinggiran kota. Apartemen itu murah dan cukup nyaman untuk seorang mahasiswa, meskipun bangunannya tampak sedikit tua dan kusam.

“Ini hanya sementara,” pikir Halifiyah. Dengan senyuman optimis, ia mulai menata barang-barangnya, membayangkan hari-hari magang yang akan penuh tantangan di perusahaan besar yang ia impikan.

Tetapi, ada sesuatu yang aneh di apartemen itu. Sejak pertama kali masuk, Halifiyah merasa seperti diawasi. Tatapan itu tidak terlihat, tetapi begitu nyata.

Tetangga yang Misterius

Malam pertama di apartemen itu, Halifiyah mendengar suara langkah kaki dari unit sebelah. Langkah itu terdengar berat, seolah-olah seseorang menyeret sesuatu yang berat di lantai. Ia mencoba mengabaikannya, berpikir bahwa itu hanya tetangga yang sibuk mengatur perabotan.

Keesokan harinya, saat hendak berangkat magang, Halifiyah bertemu seorang penjaga apartemen tua bernama Pak Hasan. Ia pria ramah, tetapi ada sesuatu di matanya yang tampak menyimpan rahasia.

“Bagaimana malam pertamanya, Neng?” tanya Pak Hasan.
“Baik, Pak. Hanya sedikit berisik dari unit sebelah.”
Pak Hasan terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada pelan, “Oh, unit sebelah… Tetangga itu tidak terlalu suka diganggu. Neng hati-hati saja.”

Ucapan itu membuat Halifiyah sedikit tidak nyaman, tetapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.

Pertemuan Pertama

Beberapa hari kemudian, Halifiyah mencoba ber kenalan sama tetanggamu. Ia membawa sepiring kue buatan sendiri dan mengetuk pintu unit sebelah. Tapi, tidak ada jawaban.

Ketika ia hendak pergi, pintu itu tiba-tiba terbuka sedikit. Dari celah pintu, ia melihat seorang pria dengan wajah pucat dan mata cekung. “Ada apa?” tanyanya dengan suara datar.

“Oh, maaf. Saya Halifiyah, baru pindah di sebelah. Ini ada kue…”
Pria itu tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tatapan kosong sebelum menutup pintu tanpa mengucapkan terima kasih.

Hal-Hal Aneh Mulai Terjadi

Malam-malam berikutnya, gangguan di unit sebelah semakin aneh. Kadang-kadang Halifiyah mendengar suara ketukan pelan di dinding yang memisahkan unit mereka. Ketukan itu berirama, seolah-olah seseorang mencoba mengirim pesan.

Suatu malam, ia mendengar suara pelan seperti seseorang bernyanyi. Suara itu tidak terdengar seperti suara pria yang ia temui, melainkan suara wanita. Padahal, ia tahu hanya ada pria itu di unit sebelah.

Rasa penasaran mulai menguasainya. Halifiyah memutuskan untuk mengintip melalui lubang kunci pintu tetangganya. Namun, yang ia lihat hanyalah kegelapan, seolah-olah ada sesuatu yang menutupi lubang kunci dari dalam.

Rahasia yang Terungkap

Merasa terganggu, Halifiyah bertanya lagi kepada Pak Hasan tentang pria di unit sebelah. Pak Hasan awalnya enggan menjawab, tetapi akhirnya berkata, “Neng, unit itu sudah kosong selama bertahun-tahun. Penghuni terakhirnya adalah seorang pria yang tinggal di sana bersama istrinya. Mereka… tidak pernah benar-benar pergi.”

Halifiyah terdiam. Apa maksud Pak Hasan? Ia memutuskan untuk mencari tahu lebih jauh.

Ketukan di Tengah Malam

Malam itu, ketukan di dinding menjadi lebih keras dan intens. Halifiyah tidak bisa lagi mengabaikannya. Ia mengetuk kembali, berharap tetangganya akan berhenti. Tapi, balasan yang datang adalah suara tawa pelan, diikuti oleh suara berbisik: “Kenalan dulu dong… Jangan sombong.”

Halifiyah membeku. Itu bukan suara pria yang ia temui sebelumnya. Ia bergegas mengunci semua pintu dan mencoba tidur, tetapi mimpi buruk menghantuinya. Dalam mimpinya, ia melihat pria itu berdiri di ambang pintu kamarnya, membawa sosok wanita dengan wajah rusak dan mata melotot yang terus menatapnya.

Akhir yang Mengerikan

Keesokan harinya, Halifiyah memutuskan untuk meninggalkan apartemen itu. Tapi sebelum pergi, ia ingin memastikan bahwa semuanya hanyalah perasaannya saja. Ia memberanikan diri mengetuk pintu unit sebelah sekali lagi.

Kali ini, pintu itu terbuka lebar, memperlihatkan ruangan kosong dengan dinding penuh coretan. Di tengah ruangan, ia melihat dua kursi kayu dengan tali menggantung di atasnya, seolah-olah dirancang untuk sesuatu yang menyeramkan.

Namun, hal yang paling mengejutkan adalah sepiring kue yang ia berikan beberapa hari lalu, masih tergeletak di lantai, tidak tersentuh, tetapi kini penuh dengan lalat.

Halifiyah lari ketakutan, meninggalkan apartemen itu selamanya. Ia tidak pernah kembali, tetapi setiap malam, suara ketukan di dinding masih menghantui pikirannya.

Penutup

Mungkin, ada alasan mengapa kamu disarankan untuk kenalan sama tetanggamu. Bukan hanya untuk menjaga hubungan baik, tetapi juga untuk memastikan bahwa mereka benar-benar manusia.

Apakah kamu berani mengetuk pintu tetanggamu malam ini? Jika iya, pastikan kamu tahu siapa yang akan menjawabnya. Atau, mungkin saja… sesuatu yang lain.

Baca Juga :

Maringi Balesan

Alamat email Sampéyan ora dijedulne utāwā dikatonke. Ros sing kudu diisi ānā tandané *