Apakah Aku Sudah Cantik?

Apakah Aku Sudah Cantik?

Apakah Aku Sudah Cantik?

Pertemuan yang Tidak Terduga

Galih adalah seorang remaja perantau dari Indonesia yang memutuskan untuk melanjutkan studi di Jepang. Kehidupan di negara asing memberinya banyak pengalaman baru, dari budaya hingga teman-teman yang beragam. Namun, hidup di negeri orang tidak selalu indah. Ada kalanya Galih merasa kesepian, terutama saat malam tiba, ketika ia teringat rumah dan keluarganya di Indonesia.

Suatu malam, saat sedang berjalan pulang dari perpustakaan, suasana kota Tokyo terasa lebih sepi dari biasanya. Angin dingin berhembus, dan jalanan tampak kosong. Galih memilih jalan pintas melewati sebuah gang kecil untuk mempercepat perjalanan ke apartemennya.

Saat itulah ia melihatnya.

Seorang gadis muda berdiri di ujung gang. Ia mengenakan kimono merah dengan pola bunga sakura, rambut hitam panjangnya menjuntai, dan wajahnya ditutupi masker putih. Penampilannya memancarkan aura kecantikan yang aneh.

Gadis itu menatap Galih, lalu melangkah mendekatinya. Dengan suara lembut namun menggema di telinganya, ia bertanya:

“Watashi wa kirei?” (Apakah aku cantik?)

Galih tersenyum kikuk, merasa canggung. “Iya, kamu cantik,” jawabnya, berusaha sopan.

Gadis itu menarik masker putihnya perlahan, memperlihatkan wajah yang sempurna… kecuali mulutnya yang sobek dari telinga ke telinga. Luka itu menganga lebar, memperlihatkan gigi-gigi tajam seperti silet.

“Kalau begini… apakah aku masih cantik?” tanyanya lagi, suaranya berubah lebih dalam dan mengerikan.

Muncul Rasa Ketakutan

Galih terdiam. Tubuhnya gemetar, dan kakinya terasa lemas. Namun, naluri bertahan hidupnya mengambil alih, dan ia segera berlari sejauh mungkin dari gadis itu. Jantungnya berdegup kencang, sementara suara langkah kaki gadis itu terdengar di belakangnya, semakin dekat.

“Apa aku cantik?!” suara gadis itu bergema, lebih keras dan lebih menyeramkan.

Galih berbelok ke sebuah jalan besar yang lebih terang, berharap menemukan seseorang yang bisa membantunya. Namun, jalanan tetap kosong, seolah-olah seluruh kota telah menghilang. Saat ia menoleh ke belakang, gadis itu sudah tidak ada.

Galih menghela napas lega, mengira semuanya sudah berakhir. Tapi ketika ia menoleh ke depan, gadis itu sudah berdiri di depannya, dengan senyuman lebar yang menakutkan.

“Apa aku cantik?” tanyanya lagi, kali ini sambil mengangkat gunting besar yang berkilauan di bawah cahaya lampu jalan.

Asal Usul ‘Mulut Sobek

Dalam ketakutannya, Galih mengingat cerita rakyat Jepang yang pernah ia dengar dari teman-temannya. Gadis ini pasti Kuchisake-Onna, hantu legendaris yang dikenal sebagai wanita bermulut sobek. Ia akan mengejar siapa saja yang menjawab pertanyaannya, baik itu “ya” atau “tidak.”

Jika menjawab “ya,” ia akan menyobek mulut korban agar menyerupai dirinya. Jika menjawab “tidak,” ia akan langsung membunuh korban dengan senjatanya. Tidak ada jalan keluar dari pertanyaan mematikan itu.

Galih mencoba mengingat cara menghadapinya. Dalam cerita yang ia dengar, ada satu cara untuk melarikan diri: membingungkannya.

“Aku tidak tahu,” jawab Galih, mencoba terdengar tenang meski tubuhnya gemetar.

Gadis itu tampak terkejut. Ekspresinya berubah bingung, dan ia berhenti melangkah. Ini memberinya waktu untuk berlari lagi, kali ini menuju apartemennya yang sudah dekat.

Bayangan yang Menghantui

Setelah berhasil masuk ke apartemen, Galih mengunci pintu dan merosot ke lantai. Ia masih bisa merasakan adrenalin yang mengalir deras di tubuhnya. Namun, rasa lega itu tidak bertahan lama.

Ketika ia menatap ke jendela, ia melihat bayangan gadis itu berdiri di luar, menatapnya dengan senyuman lebar yang mengerikan.

Malam itu, Galih tidak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, ia merasa ada seseorang yang mengawasinya. Ketukan pelan terdengar di pintu apartemennya, membuatnya semakin gelisah.

“Galih…” suara lembut itu memanggil namanya, seolah-olah gadis itu tahu segalanya tentang dirinya.

Pesan dari Masa Lalu

Keesokan paginya, Galih menceritakan kejadian itu kepada seorang teman Jepang bernama Hiroshi. Wajah Hiroshi langsung pucat mendengar cerita tersebut.

“Kamu harus berhati-hati,” kata Hiroshi. “Kuchisake-Onna bukan sekadar legenda. Banyak yang percaya bahwa ia adalah roh pendendam yang mencari korban. Tapi dia juga bisa memilih untuk membiarkanmu hidup… jika ia menganggapmu menarik.”

Galih merasa merinding. Bagaimana jikalau gadis itu akan kembali? pasti ia akan terus menghantui hidupku.

Apakah Aku Sudah Cantik?

Malam itu, Galih mencoba untuk tidak memikirkan apa yang telah terjadi. Ia menutup semua jendela dan memastikan pintu terkunci rapat. Namun, saat ia sedang berbaring di tempat tidur, sebuah suara lembut terdengar dari sudut ruangan:

“Watashi wa kirei?”

Galih terdiam. Ia tahu, tidak ada gunanya menjawab. Hanya ada satu hal yang ia sadari: sekali Kuchisake-Onna menemukanmu, ia tidak akan pernah melepaskanmu.

Sebuah Peringatan dari Kalimat ‘Apakah Aku Sudah Cantik?’

Legenda Kuchisake-Onna adalah salah satu kisah horor paling terkenal di Jepang, tapi bagi Galih, itu bukan sekadar cerita. Kadang-kadang, rasa penasaran kita bisa membawa kita ke situasi yang lebih gelap dari yang pernah kita bayangkan.

Apakah kamu pernah bertemu seseorang yang membuatmu merasa tidak nyaman, meskipun penampilannya tampak sempurna? Hati-hati, karena mungkin saja, mereka menyembunyikan sesuatu yang lebih menyeramkan dari yang bisa kamu bayangkan.

Sumber dari Kisah ‘Apakah Aku Sudah Cantik?” :

Maringi Balesan

Alamat email Sampéyan ora dijedulne utāwā dikatonke. Ros sing kudu diisi ānā tandané *